Senin, 07 Mei 2012

Belajar dari Ibrahim as

Membaca buku buah karya seorang ustd Dedhi Suharto yang berjudul Keluarga Qurani merupakan rangkaian perjalanan - perjalanan beliau yang mengakumulasi menjadi sebuah formula yang mampu  memadukan sejarah kehidupan seorang kekasih Allah yaitu Nabiyullah Ibrahim as dengan realitas - realitas kehidupan manusia dalam masa moderen.

Nabiyullah Ibrahim as ialah sosok manusia yang mencari Tuhannya dengan kecerdasan akalnya yang brilliant. Ketika matahari terbit, beliau berucap inilah Tuhanku (QS Al-Anam 78). Namun ketika matahari terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan" Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan"(Al-Anam 78-79)

Dari penghambaan dan kesabaran ketika beliau belum dikaruniai keturunan, beliau bersabar untuk terus selalu berdoa memanjatkan doa untuk memiliki keturunan yang shaleh, yang mampu melanjutkan perjuangan hidupnya sebagai bentuk  perhatiannya terhadap proses pembentukan kaderisasi visi misi hidupnya.

Salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif yang beliau contohkan ialah ketika beliau bermimpi untuk menyembelih anaknya. Dengan respon beliau yang sangat cepat (respon untuk melaksanakan perintah Tuhanya) inilah kecepatan beliau dalam merespon kebaikan yang kemudian bisa ia terjemahkan langsung kepada anaknya yaitu ismail as. Dan sosok ismail as pun menunjukan sikap yang penuh ketaatan kepada orang tuanya.

Banyak sekali hikmah-hikmah yang bisa kita petik dari buku yang memiliki 183 halaman ini. Sejarah, Pengalaman, Pendidikan dan persoalan teknis dalam menghadapi persoalan- persoalan yang sering hadir di jeda-jeda kehidupan kita dijelaskan secara teknis. Selamat membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar