Senin, 05 Oktober 2015

Ingin Beli Rumah?... Baca Ini...!

Siapapun orangnya,  apapun pekerjaannya, seberapapun pendapatannya, laki - laki, perempuan atau seorang ayah atau perempuan janda pasti menginginkan tempat tinggal yang tenang saat pulang kerja. Rumah. Bagi yang sudah memiliki pasangan hidup, sudah tentu memiliki rumah adalah cita - cita yang harus terealisasi dengan segala daya dan upaya. 

Sedikit resume dari buku Ryan Filbert Wijaya dengan judul "Bangun Kekayaan, Investasi Properti" bahwa siapapun bisa memiliki rumah, seberapapun pendapatan dan usia anda, yang menjadi point besarnya ialah sejauh mana kita memiliki pengetahuan dengan tingkat kemampuan yang kita miliki.

Semakin meningkatnnya harga properti membuat kita terkadang berfikir, mampu atau tidak dengan pendapatan kita saat ini untuk mencicil rumah / membeli secara tunai. Tapi Ryan membuka cara berfikir berbeda bahwa bisa jadi harga properti itu bisa jadi menurun seperti yang pernah terjadi di bagian negara Amerika karena kondisi ekonomi dan nampak seperti orang bodoh ketika membeli rumah tapi rumah belum dibangun hanya kavlingan tanah kita sudah memberikan booking fee atau dana pertama dan mulai mencicil rumah yang belum jadi.

Bahwa kita harus memiliki pengetahuan tentang proses jual beli properti itu wajib. Berkas - berkas apa saja yang menjadi keharusan standar bahwa rumah yang akan kita beli itu menjadi dasar untuk proses pengajuan KPR ke bank serta biaya - biaya yang semestinya masih bisa kita nego dengan pihak bank-pun Ryan jelaskan dengan gamblang.

Membeli sesuai kemapuan dengan presentasi bisnis. Beli rumah lalu hitung biaya sewa pertahun, dengan begitu kita bisa meminimalisir pengeluaran mekipun kita sendiri tidak memnempati rumah yang kita beli tapi rumah tersebut memiliki nilai plus untuk kita karena di kontrakkan ke orang misalnya.

Membeli rumah yang sederhana tetapi berpotensi untuk kita jual dikemudian hari sehingga kita bisa membeli rumah baru yang lebih luas atau lingkungan yang lebih dekat dengan kantor/tempat kita bekerja.

Bahwa kita harus memiliki pengetahuan tentang proses jual beli properti itu wajib. Berkas - berkas apa saja yang menjadi keharusan standar bahwa rumah yang akan kita beli itu menjadi dasar untuk proses pengajuan KPR ke bank serta biaya - biaya yang semestinya masih bisa kita nego dengan pihak bank-pun Ryan jelaskan dengan gamblang.

Meski kita saat ini belum memiliki dana untuk membeli rumah namun merencanakan keuangan dengan menaruh telur - telur kita di ruang - ruang investasi akan memberikan dampak yang positif seiring dengan tergerusnya rupiah dan inflasi. 

Jangan memenggal leher sendiri dengan hutang yang tidak pasti. Hitung dengan cermat kemampuan kita. dan yakinlah seberapa mahalnya itu rumah, kalau suddah jodoh insha allah semua akan menjadi miliki kita.


Rabu, 22 Juli 2015

Menikmati Puncak Gunung Ceremai



Kesegaran udara pagi  daerah pegunungunan adalah nikmat yang luar biasa bagi para pekerja yang memiliki rutinitas di Jakarta atau kota   kota besar lainnya. Bagi para treveling dan penikmat pemandangan, libur panjang atau weekend merupakan hari yang sangat ditunggu – tunggu  untuk refreshing dan menikmati perjalanan  menjelajahi daerah   daerah yang belum pernah dikunjungi.
Bagi kalian yang senang mendaki maka cobalah untuk menikmati perjalanan pendakian Gunung Ceremai cukup dengan menyiapkan waktu sabtu minggu  dan  uang perjalanan kurang lebih Rp 250.000 untuk rute Jakarta – Kuningan  Jawa Barat.
Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3078 Mdpl. Ada tiga jalur pendakian untuk mencapai puncak Ceremai diantaranya ; jalur  palutungan, apuy dan linggar jati serta padabeungar. Namun jalur pendakian yang kami ambil bersama dengan teman – teman PHC (PLN Hiking Community) ialah pendakian dengan jalur palutungan.
Jalur palutungan ini merupakan jalur yang cukup menantang, di jalur ini  kami melewati perkebunan milik penduduk dan  hutan pohon pinus dengan  jalanan yang cukup tanpa bonus ( Baca : Jalan datar ). Sumber mata air hanya ada di pos pertama yaitu pos cigowong, selanjutnya tidak ditemukan lagi mata air maka untuk mengantisipasi kekurangan air ketika diatas, sampai puncak hingga turun kembali ke bawah minimal satu orang membawa lima liter air dengan waktu camp satu malam.
Perjalanan kami mulai dari pos pendaftaran sekitar pukul 09 : 30 Wib sampai di cigowong sekitar pukul 12 : 30, kami istirahat sejenak, sholat, makan siang  sekaligus mengisi persediaan air yang akan kami bawa. Di pos cigowong kami bertemu dengan para mahasiswa yang sedang belajar tentang kehidupan kupu – kupu. Hanya sampai di pos cigowong mereka berekreasi.
Pos Pendaftaran Jalur Palutungan
Perjalanan kami berlanjut hingga pukul sepuluh malam dengan mengambil waktu istirahat disetiap pos. Kami mendirikan tenda setelah menemukan pos sangyang ropo, meski agak susah untuk mendapatkan tanah lapang padahal sekitar satu jam perjalanan lagi sampai di pos goa walet, namun kami tetap harus istirahat malam untuk mempersiapkan fisik perjalanan esok hari. Perjalanan yang cukup melelahkan, tapi tetap bersemangat dengan cita – cita bahwa hari esok akan menemui puncak gunung Ceremai.
Pagi hari kami mulai menghangatkan badan dengan memasak beberapa persediaan makanan yang kami bawa hingga pukul sembilan pagi karena kabut masih pekat. Kopi, susu, jahe dan air putih hangat menjadi menu minuman pagi.
 Selesai berkemas, barang bawaan kami di tas kerir sedikit berkurang karena beberapa persediaan air dan makanan sudah kami gunakan untuk dimasak. Perjalanan kami mulai lagi sampai ke pos goa wallet dengan medan yang sangat terjal kami jalan dengan santai tapi tetap penuh kehati – hatian.
Dari goa wallet ke puncak hanya beberapa menit perjalanan namun medannya sungguh sangat terjal maka perlu hati – hati. Sekitar pukul dua belas siang Alhamdulillah kami sampai di puncak gunung ceremai.
Terbayar sudah lelah yang kami lewati hingga mencapai puncak dengan cuaca yang cukup cerah. Senyum sumringa dan keceriaan nampak dari wajah – wajah para pendaki. Sekitar satu jam setengah kita diatas puncak gunung ceremai mengambil gambar pemandangan, titik tertinggi puncak dan beberapa  saat untuk selfie.   Setelah itu kami langsung turun lewat jalur linggar jati.
Jalur linggar jati sungguh sangat terjal kalau digunakan untuk jalur pendakian, saran saya jalur linggar jati sangat tepat untuk jalur turun. Sekitar pukul empat belas siang kami mulai jalan turun hingga pukul delapan malam sampai di pos linggar jati. Alhamdulillah kami enam belas orang, turun dengan selamat. 

 
Dibelakang Awan


Pos Goa Walet

Jalur Turun Menuju Pos Linggar Jati