Setiap perjalanan adalah proses untuk mengakumulasi pembelajaran.
Sosok Alif Fikri yang menjadi pemeran utama dalam alur cerita novel
ketiga karya Ahmad Fuadi "Rantau 1 Muara" ini sungguh luar biasa.
Setelah lulus kuliah dari Unpad, Alif akhirnya merantau ke Jakarta
menjadi seorang wartawan sebuah majalah yang sangat terkenal dengan
segala idealismenya. Di Majalah Derap Alif merasakan banyak hal - hal
baru yang ia alami sepanjang perjalanan hidupnya.
Sersan. Serius tapi santai mejadi penenang perjuangan awal seorang
Alif di majalah Derap. Setatus Doktor-pun dialaminya selama beberapa
bulan. Mondok di kantor. Wawancara Pocong-pun menjadi karya Alif yang
memberikan bonus tambahan uang gajinya.
Mungkin Raisa tapi ternyata sosok Dinara yang membuat hati Alif
berdegup saat pertama kali kedatangan Dinara di Majalah Derap. Lambat
laun keterikatan Dinara dan Alif menjadi biasa, mereka saling berbagi
dan merasa. Dan pada satu keputusan tantangan Randai kepada Alif,
Akhirnya beasiswa-pun mengantarkan Alif untuk belajar di Amrik.
Man Saara Ala Darbi Washala
Siapa yang berjalan dijalanya akan sampai ke tujuan
Kesendirian ternyata tidak mencukupi segala kelebihan diri. Dengan
niatan yang kuat dengan proses yang hanya beberapa pekan Alif
mempersunting Dinara. Dan menjadikan dinara teman lebih dari sekedar
teman hidup.
Novel yang layak untuk dibaca bagi para pembelajar yang ingin kuliah
diluar negeri. Penuh perjuangan,Kesabaran dan bara keberanian. Pesan
yang paling akhir dari novel ini sungguh sangat menyentuh. "Muara
manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah dimuka bumi. Sebagai
hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai Khilafah, tugas kita bermanfaat.
Hidup adalah pengabdian. Dan kebermanfaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar