Rabu, 22 Mei 2013

Resensi Rantau 1 Muara... (Buku Ketiga Trilogi Negeri 5 Menara)

Setiap perjalanan adalah proses untuk mengakumulasi pembelajaran. Sosok Alif Fikri yang menjadi pemeran utama dalam alur cerita novel ketiga karya Ahmad Fuadi "Rantau 1 Muara" ini sungguh luar biasa.

Setelah lulus kuliah dari Unpad, Alif akhirnya merantau ke Jakarta menjadi seorang wartawan sebuah majalah yang sangat terkenal dengan segala idealismenya. Di Majalah Derap Alif merasakan banyak hal - hal baru yang ia alami sepanjang perjalanan hidupnya.


Sersan. Serius tapi santai mejadi penenang perjuangan awal seorang Alif di majalah Derap. Setatus Doktor-pun dialaminya selama beberapa bulan. Mondok di kantor. Wawancara Pocong-pun menjadi karya Alif yang memberikan bonus tambahan uang gajinya.

 

Mungkin Raisa tapi ternyata sosok Dinara yang membuat hati Alif berdegup saat pertama kali kedatangan Dinara di Majalah Derap. Lambat laun keterikatan Dinara dan Alif menjadi biasa, mereka saling berbagi dan merasa. Dan pada satu keputusan tantangan Randai kepada Alif, Akhirnya beasiswa-pun mengantarkan Alif untuk belajar di Amrik.
 

Man Saara Ala Darbi Washala  
Siapa yang berjalan dijalanya akan sampai ke tujuan
 

Kesendirian ternyata tidak mencukupi segala kelebihan diri. Dengan niatan yang kuat dengan proses yang hanya beberapa pekan Alif mempersunting Dinara. Dan menjadikan dinara teman lebih dari sekedar teman hidup.

Novel yang layak untuk dibaca bagi para pembelajar yang ingin kuliah diluar negeri. Penuh perjuangan,Kesabaran dan bara keberanian. Pesan yang paling akhir dari novel ini sungguh sangat menyentuh. "Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah dimuka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai Khilafah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian. Dan kebermanfaatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar