Minggu, 23 Mei 2010

Kapan kita sadar?

Teringat jerit, bayi yang menangis di dalam bus ¾ menuju indraamayu. Suara yang mengerling itu menundukan batin hati kecilku. Mencoba untuk mengingat, menerawang dan mencari jawab. Seperti itukah aku kecil ; menangis dipangkuannya, sembari mengeluarkan air mata, dan mengalirkan air kencing dipangkuannya.

Air susu ibu yang tak pernah ingat lagui rasanya, kotoran saat kita buang air besar dipangkuannya pun tak pernah kita lihat,ingat dan tahu warnanya. Membayangkan raut wajah bunda ketika menyuapkan sereal, tak pernah kita ingat sedikitpun. Mungkin ketika itu, kita sedang menangis menjerit sejadi – jadi yang membuat ramai gaduh suasana hingga seharian bundapun tak tidur demi engkau. Sang bayi. Cahaya mata keluarga.

Tumbuh besar menjadi,
Anak yang mengertikah kita?

Tumbuh besar dan belajar,
Pernah tahukah kita tentang perasaan ayah dan bunda?

Tumbuh besar dan mengerti,
Ternyata si bayi yang tumbuh besar dewasa ini lebih mencintai lawan jenisnya dari pada ayah bundanya.

Hikmah:
Perjalanan hidup ini terlalu singkat
Kita tidak akan pernah tahu jalan hidup tiap manusia
Tapi yang aku pahami : pemilik rahim itu manusia paling hebat dan istimewa di hati dan Aku yakin aku mencintai kalian (Ayah Bunda)seperti aku mencintai surgaNya

Senin 15 Februari 2010

2 komentar:

  1. Setuju pak blog nya... Smoga lebih rajin menulis kedepannya n bisa da hikmah bi yang bacanya.. ( eta)

    BalasHapus